|

Nurutin Orang Tua Vs. BERANI

Sering banget saya mendengar pertanyaan seperti ini, “Mas Billy, orang tua mau saya jadi A, tapi saya mau jadi B. Mesti gimana? Tujuan hidup saya, saya mau nyenengin orang tua.”

Beberapa minggu lalu, saya pernah membahas hal ini ketika teman saya Mas Ahmad Fuadi, pendiri Komunitas 5 Menara, datang ke Rolling Stone Café. Pembahasan menjadi seru ketika Mas Andy F. Noya juga nimbrung.

Mas Ahmad cerita bahwa dia selalu mengikuti kemauan orang tuanya, tanpa mikir panjang. Karena dia yakin kemauan orang tua untuk dirinya pasti baik. Apakah ini salah? Tentu tidak, tapi…

Pendapat saya dan Mas Andy berbeda. Meski saya juga yakin bahwa orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, namun bukan berarti harus dituruti kemauannya 100% tanpa alasan. Kalaupun mereka punya alasan, kita sebagai anak juga harus punya pendirian yang beralasan. Saya akan jabarkan pemikiran-pemikiran saya dalam bentuk poin-poin ya, biar jelas:
1. Orang tua selalu mencintai anaknya dengan sepenuh hati. Orang tua selalu menganggap merekalah yang selalu paling tahu apa yang terbaik untuk anaknya. Apakah benar? Tidak selalu!
2. Orang tua mau anaknya bahagia, karena hanya ketika anaknya bahagialah mereka juga bisa bahagia.
3. Namun,… mereka tidak akan hidup selamanya.
4. Untuk sukses, kita harus tahu apa yang ingin kita capai, bukannya mencapai apa yang diinginkan oleh orang tua. Karena, kalau kita menjalankan apa yang kita ingin capai (apa yang kita suka), maka kita telah melakukan sesuai passion; artinya, chance untuk berhasil akan lebih besar jika dibandingkan dengan melakukan sesuatu yang tidak kita sukai (hanya karena permintaan orang tua)
5. Kalau kita BERANI untuk melakukan apa yang kita suka, kemudian kita sukses; apakah orang tua kita akan marah, benci sama kita karena kita ngga lakuin apa yang mereka minta? Jawabannya pasti tidak!

Nugie, yang menulis dan menyanyikan “Lentera Jiwa” adalah contoh nyata poin #5 yang saya tulis. Orang tuanya Pegawai Negeri Sipil, dan mereka ingin Nugie juga jadi PNS. Dia mampu menyakinkan kedua orang tuanya untuk menjadi seorang musisi. Dia tidak menuruti keinginan orang tuanya. Apakah waktu itu orang tuanya kecewa? Kemungkinan besar iya. Tapi, setelah sekarang Nugie telah menjadi seorang musisi terkenal dan sukses, apakah kedua orang tuanya masih kecewa? Saya rasa tidak. Apakah mereka bangga? Saya yakin iya!

Nugie adalah contoh seorang anak yang BERANI mengambil keputusan untuk hidupnya sendiri. Dia milih jalan apa yang dia sukai, dia berani tanggung jawab dengan keputusannya itu. Layaknya setiap anak yang ingin membahagiakan orang tuanya, saya yakin Nugie pun demikian. Tapi, bukan dengan menuruti keinginan orang tuanya, tapi lebih dengan berusaha semaksimal mungkin untuk membuktikan bahwa pilihan yang dia ambil tepat! Pada akhirnya, dia pun berhasil membuat orang tuanya senang dan bangga.

Pada siang itu, Mas Andy cerita bahwa ada temannya dulu yang punya passion di media. Tapi karena orang tuanya ingin dia masuk jadi PNS, dia nurut kemauan orang tuanya. Orang tuanya merasa dia akan lebih terjamin masa depannya, karena di Department tersebut ada Om-nya.

Dalam hal pemilihan istri pun dia menuruti kemauan orang tuanya. Kenapa? Karena dia adalah tipikal anak-anak Indonesia yang ingin membahagiakan orang tuanya. Kalau dari sudut pandang saya: anak muda yang tidak punya pendirian dalam hidup!

Akhir ceritanya apa? Ketika kedua orang tuanya telah meninggal dunia, dia datang ke Mas Andy dan cerita betapa menyesalnya dia kerja sebagai PNS. Om-nya sudah tidak ada di sana, dia hingga saat itu masih tetap di level bawah. Dia ingin balik ke media, tapi saat itu umurnya sudah tidak muda lagi. Dia stuck! Dengan istrinya pun demikian,… tidak ada chemistry. Hidupnya ngga bahagia.

Apakah ‘membahagiakan orang tua’ harus begini jalannya? TIDAK!

Mereka yang mengalami hal ini, adalah tipe orang penakut. Orang yang ngga berani ambil keputusan untuk dirinya sendiri. Dan ketika gagal, dia akan menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain. Kenapa ngga, jadilah orang yang BERANI untuk ambil keputusan untuk dirinya sendiri. Jadi ketika dia berhasil, dia boleh berbangga, dan ketika dia gagal, ngga usah nyalahin orang lain ataupun keadaan. Salahin diri sendiri!

Kuncinya, gimana caranya meyakinkan orang tua. Yang pasti dengan SOPAN dan ditunjang berbagai fakta sebagai bahan argumentasinya. Selain kesukaanmu terhadap suatu hal, juga mungkin insight dari industry yang akan kamu tekuni, dan sebagainya. Ingat, “trust is not demanded, trust is earned”, artinya, untuk kedua orang tuamu bisa mempercayaimu untuk mengambil keputusan penting dalam hidupmu, harus kamu ‘dapatkan’. Kamu harus tunjukkan dirimu bahwa kamu memang pantas untuk diberikan kepercayaan itu… lewat tindakanmu setiap hari. Jadilah individu yang ‘matang’.

Banyak yang ketika ditanya apa tujuan hidupnya, jawabannya, “Membahagiakan orang tua.” Hey, bahagiain orang tua BUKAN TUJUAN HIDUP! Itu adalah kewajiban minimum semua anak di dunia ini. Tujuan hidup seharusnya, untuk sukses supaya bisa bermanfaat untuk orang lain. Terlepas caranya bermacam-macam, jadi CEO, jadi Social Entrepreneur, jadi Kepala Sekolah yang baik, jadi Guru yang baik, jadi Manajer yang baik, dan seterusnya. Kalau ini bisa kamu capai, saya yakin orang tua kamu pasti senang dan bangga!

Jadi,…:
1. Tau apa yang kamu sukai (passion kamu apa)
2. Tau apa yang ingin kamu capai (BIG dreams)
3. BERANI untuk menentukan sendiri jalan hidupmu!
4. Berusaha semaksimal mungkin (#YourAbsoluteBest), untuk…
5. Mewujudkan impian-impianmu (#MakeItHappen)

Lalu, apakah jalan hidup yang diambil oleh Mas Ahmad Fauzi salah? TIDAK! Tapi mau tau apa kuncinya? IKHLAS! Dia nuruti keinginan orang tuanya, dan dia ikhlas. Dia sekarang melakukan yang terbaik, dan dia siap, apabila dia gagal dalam hidupnya, dia tidak akan menyalahkan kedua orang tuanya. Tapi kalau boleh jujur saya lihat dia, dia ngga akan gagal. Dia orang yang tidak hanya pintar, tapi dia memiliki pemikiran dan kematangan karakter,… kunci sukses.

Ingat, untuk ikhlas 100% itu ngga mudah loh. Mungkin sekarang kamu ikhlas (karena kamu ngga tau mesti gimana berargumentasi dengan orang tua), tapi suatu saat… kalau kamu memang tidak sesungguhnya ikhlas, kamu akan menyesal.

Jadi, milih mana? BERANI atau nuruti kemauan orang tua? UP TO YOU!

See you ON TOP!

sumber :http://billyboen.com/nurutin-orang-tua-vs-berani/

Posted by Netter blog on 18.53. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

Tanggapan Pengunjung

Recently Added