"Ini adalah kuburan massal," Bill Watson berkata saat dia memimpin jalan melewati hutan tebal Pennsylvania sekitar 300 mil dari Philadelphia.
"Duffy's Cut," sebagaimana sekarang disebut, adalah jalan setapak pendek dan buntu di Malvern. Saudara kembar Bill dan Frank Watson percaya 57 imigran Irlandia mati mengenaskan disana setelah serangan wabah kolera pada tahun 1832. Mereka mencurigai adanya kecurangan. "Ini adalah misteri pembunuhan dari 178 tahun lalu, dan akhirnya menemui titik cerah," Frank Watson berkata. Abang-beradik itu pertama kali mendengar tentang Duffy's Cut dari kakek mereka, seorang pekerja rel, yang mengatakan kisah hantu pada keluarganya setiap Thanksgiving.Menurut legenda lokal, tersimpan dalam berkas milik Pennsylvania Railroad, seorang pria berjalan pulang dari kedai minum melaporkan melihat hantu-hantu biru dan hijau menari dalam kabut pada malam yang hangat di bulan September 1909. "Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, hantu-hantu orang Irlandia yang mati karena kolera sebulan yang lalu, menari-nari di sekitar parit besar dimana mereka dikubur; itu sungguhan, tuan, itu sangat menakutkan," kata kutipan dokumen dari pria tak bernama itu. "Entah kenapa mereka terlihat hijau dan biru api dan mereka melompat dan menari-nari diatas kuburan mereka... Aku pernah mendengar orang-orang Irlandia itu menghantui tempat itu karena mereka dikubur tanpa ritual keagamaan yang layak."
Ketika Frank mendapatkan berkas-bekas dari tempat kerja kakeknya dulu, abang-beradik itu pun mulai percaya cerita-cerita hantu itu nyata. Mereka mencurigai bahwa berkas-berkas itu mengandung petunjuk atas lokasi dari kuburan massal itu.
"Salah satu bagian korespondensi dalam berkas ini memberitahukan lokasinya," kata Frank. Dia menambahkan bahwa dokumen itu mengesankan bahwa dimana orang-orang yang dikubur itu adalah jembatan rel yang asli.
Di tahun 2002, mereka mulai menggali dan mencari. mereka menemukan garpu dan sisa-sisa gubuk dan, di tahun 2005, apa yang disebut Bill Watson dengan "Cawan Suci" -- sebuah pipa dengan bendera Irlandia diatasnya. Mereka tahu mereka sudah dekat, tapi Bill berkata mereka butuh tenaga sains untuk menuju langkah selanjutnya.
Bantuan itu pun datang dari Tim Bechtel, seorang ahli geofisika, yang memahami tentang proyek itu dari sebuah kampus di Universitas Pennsylvania yang telah mendengar tentang apa yang tengah dilakukan Watson bersaudara. Mereka tahun Bechtel mampu menghadirkan tautan yang hilang dalam usaha penggalian itu.
Tugas Bechtel termasuk pemindaian tanah, yang dapat membantu mendeteksi apa yang ada dibawah tanah tanpa harus menggali atau mengebor. Dengan menembakkan gelombang elektronik melalui sebuah landaian, Bechtel mengatakan dia mengetahui disana ada area yang aneh atau tempat dimana gelombang elektronik tidak bisa tembus. "Kami melihat area-area di lereng ini anti elektrisitas," Bechtel berkata.
Ini merupakan indikator bahwa sesuatu mungkin ada dibawah permukaan. Setelah penggalian lebih lanjut, Bechtel dan Watson bersaudara mendeteksi adanya celah. Bechtel membantu menunjukkan dengan tepat kunci dari area mana yang harus digali dan pada 20 Maret 2009, Bill Watson mengatakan bahwa tim itu membuat sebuah penemuan yang mengejutkan. "Salah satu mahasiswaku datang berlari sekitar jam 2 siang dengan sesuatu yang jelas-jelas tulang manusia," Bechtel berkata.
Ini hanya permulaan dari banyaknya teka-teki untuk dimunculkan di Duffy's Cut. Potongan-potongan itu membawa mereka pada kecuirgaan bahwa sesuatu yang selain kolera bertanggungjawab atas kematian-kematian itu.
"Sebuah fragmen yang amat sangat kecil seperti itu bisa sangat mengandung informasi," kata Janet Monge, antropolog dari Universitas Pennsylvania memegang tulang rahang dan gigi yang ditemukan di situs Duffy's Cut. Dia percaya gigi itu bisa suatu hari dihubungkan lewat DNA kepada keturunan yang masih hidup dari pria-pria yang diangkat dari lokasi penggalian. Dua minggu lalu, sepotong bukti muncul. Sebuah perforasi yang bisa jadi bekas peluru. "Malah, kami bisa melihat beberapa tepian retak yang terlihat sangat mirip seperti lubang peluru," observasi Monge.
"Jika mereka menderita kolera, itu tidak membunuh mereka. Aku akan bilang sesuatu yang lain yang telah membunuh mereka, tapi mereka mungkin memang terserang kolera juga."
"Ini bisa saja terjadi pada kita," Bill Watson berkata. "Pria-pria ini datang kesini tanpa membawa apa-apa, mencari impian Amerika seperti yang dilakukan banyak orang lain. Mereka pikir mereka akan berhasil dan dalam enam minggu kedatangannya mereka secara harafiah terkubur disini." Tim percaya masih ada 50 lagi yang masih berada dibawah permukaan. Watson bersaudara mengatakan target mereka adalah memelihara kenangan akan para pekerja Irlandia dan memasukkan ceritanya di buku-buku teks, agar bisa diingat bertahun-tahun di masa depan.
"Ini adalah cerita yang melebih negara-negara di dunia, melebihi sejarah dalam suatu pengertian. Ini adalah kisah yang kau dengar dari para pekerja yang tereksploitasi dimanapun di seluruh dunia," kata Frank Watson. "Bagaimana kita memperlakukan para pekerja kita? Bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang merantau demi sebuah kehidupan yang lebih baik? Setiap manusia layak untuk dikenang."
|